Usut punya usut, wanita paruh baya ini mengaku awalnya sempat mengalami infeksi septis di tahun 2008 lalu. Saat di rumah sakit, ia pun merasakan kesemutan disekujur kakinya. Selang waktu satu setengah tahun kemudian, uniknya ia pun mulai merasakan orgasme.
Seperti yang diungkapkan oleh Ahli Saraf dan Profesor di Psychopharmacology Seksual Utrecht University, Belanda Marcel Waldinger MD PhD, Hal ini menjadi kasus pertama yang dilaporkan terkait dengan penyakit sindrom orgasme kaki.
Dalam kutipan wawancara Waldinger di laman womenhealthsmag, mengungkapkan bahwa MRI menunjukkan tidak ada kelainan di otak Mrs A dan tidak menunjukkan beberapa perbedaan saraf kaki kiri dan kanan.
Dalam studi tersebut, Waldinger menjelaskan bahwa itu tidak diketahui apakah orgasme kakinya ada hubungannya dengan efek sentral dari otak, karena dia tidak mendapatkan MRI saat dia sedang mengalami orgasme kaki. baca : Cantik dan Seksinya Yoona SNSD Tanpa Operasi Plastik
Penjelasan yang paling mungkin, kata Waldinger, Mrs A memiliki kerusakan pada saraf di kakinya setelah dirinya melawan sepsis. Saat kerusakan saraf itu mulai sembuh, ia mulai mengalami orgasme.
Waldinger juga mencatat, Mrs A hanya satu-satunya wanita di dunia yang mengalami fenomena kaki bisa orgasme. Setelah mendapat terapi, saat ini dia tidak lagi mengalami orgasme kaki
Mrs A telah mendapat suntikan anestesi ke dalam salah satu segmen dari sumsum tulang belakang yang berfungsi untuk menghentikan sesasi orgasme pada kaki. Kabar baiknya lagi, Mrs A masih mampu mengalami orgasme Miss V normal sama seperti wanita lain.